Dengan meningkatnya penekanan global pada keberlanjutan dan perlindungan lingkungan, kendaraan energi baru (NEV) telah menjadi kekuatan kunci dalam mendorong transformasi dan peningkatan industri otomotif global.
Vietnam, ekonomi utama di kawasan ASEAN, telah menarik investor global dengan pertumbuhan ekonominya yang cepat dan potensi pasar yang sangat besar. Seiring dengan ekspansi ekonomi Vietnam dan urbanisasi yang semakin cepat, pasar NEV-nya, terutama di kendaraan listrik dan layanan penukaran baterai, mengalami peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut rencana pemerintah Vietnam, negara itu sedang bertransisi menuju elektrifikasi, yang bertujuan untuk menghentikan produksi, perakitan, dan impor mobil, sepeda motor, dan moped bertenaga bensin untuk pasar domestik pada tahun 2040. Pada tahun 2050, semua kendaraan bermotor di Vietnam diharapkan menggunakan energi listrik atau hijau.
Republik Rwanda, yang terletak di Afrika Timur-Tengah, sangat bergantung pada sepeda motor sebagai moda transportasi utama di ibu kotanya, Kigali. Taksi motor, yang dikenal sebagai "moto", memainkan peran penting dalam transportasi umum.
Mulai Januari 2025, pemerintah Rwanda akan berhenti mendaftarkan sepeda motor angkutan umum bertenaga bensin di Kigali, hanya mengizinkan sepeda motor listrik untuk pendaftaran. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Rwanda untuk mempromosikan transportasi berkelanjutan.
Di bawah kebijakan baru, sepeda motor bensin yang ada akan tetap beroperasi sampai dihentikan karena keausan tetapi harus mematuhi standar emisi.
Pada Juni 2021, Rwanda bermitra dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) untuk mulai menghapus sepeda motor bensin secara bertahap, mendorong adopsi sepeda motor listrik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Pada saat itu, lebih dari 100.000 sepeda motor terdaftar secara nasional, termasuk 46.000 yang digunakan sebagai ojek, dengan 26.000 beroperasi di Kigali saja. Sepeda motor ini secara signifikan berkontribusi pada memburuknya kualitas udara dan kerusakan lingkungan.
Untuk mendukung transisi ini, Rwanda telah memperkenalkan insentif seperti pembebasan bea masuk untuk kendaraan listrik dan hibrida. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mempromosikan adopsi kendaraan listrik dan sepeda motor, selaras dengan komitmen negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.